And now i feel like Atlas yang menanggung beban langit. Dengan status juara bertahan aku yakin harapan guru-guru untuk menang juga lebih tinggi daripada tahun kemaren. Tapi apadaya tahun ini ternyata Mathematics Battle Challenge diadain se-Jawa Barat (tahun lalu cuma se-Bandung).
It means we have to beat much more school for the first place. Lawannya pun ternyata unpredictable sekali temans. Makin pesimis aja deh aku. Tapi tadi siang di kamar mandi pas pelajaran biologi aku ketemu sama guru matematika ku tercintah dan beliau bilang :
Harusnya sekolah lain takut gara-gara status juara bertahan kamu, tapi inget jangan dijadiin beban. Tahun kemaren juara pertama bukan berarti tahun ini gak bisa kalah tapi bukan berarti juga kamu jadi gak maksimal gara-gara liat lawan pada lebih jago. Inget jangan kalah mental. Lomba ini pertarungan yang nyata dengan musuh Allah.
Oke ucapan sang guru matematika diatas sangat-sangat mengurangi ketakutan aku atas status sebagai juara tahun lalu, tapi ada satu hal yang masih mengganjal...
Kemungkinan besar besok yang pergi lomba cuma tim aku aja, itu berarti cuma tiga orang, itu berarti cuma aku dan dua orang teman setimku, itu berarti dua orang cowok dan satu orang cewek, it means aku cewek sendiri...hiks sangat menyedihkan..
Aku kan butuh tangan yang bisa aku pegang waktu aku lagi tegang, aku kan butuh badan yang bisa aku peluk kalo aku lagi seneng, aku kan butuh orang yang bisa diajak ke kamar mandi bareng kalo aku mau nenangin diri =((
Tidak ada komentar:
Posting Komentar